Sejarah


Dimasa pemerintahan pangeran Diponegoro tahun 1830 mengalami kemunduran banyak Senopati yang melarikan diri. Konon kabarnya di desa Balun terdapat makam Raden Suratman  yang diyakini menjadi tonggak sejarah di desa Balun, beliau adalah Senopati yang melarikan diri dari Pemerintahan Pangeran Diponegoro.

Begitu juga didesa Wedari ada tokoh yang dikeramatkan yaitu Kyai Langen yang makamnya di Pesarean Wedari yang diyakini masyarakat sebagai orang yang memulai pemerintahanya.

Dan kyai Pulan Jiwo yang makamnya dikeramatkan oleh penduduk desa, letak makamnya di Pekarangan masyarakat. Beliau adalah seorang yang mempunyai Kesaktian. Dengan kesaktianya beliau bisa menumpas para gembong gembong Perampok. Menurut kabar  yang berkembang beliau adalah seorang Ulama’ dari Bangsri Jepara  yang diminta oleh Kyai Langen untuk membantu jalanya Pemerintahan di desa Wedari  pada masa itu.

Pemerintahan Desa Balun dan Wedari  baru dapat diketahui mulai Pada masa tahun 1911  yang dpinpim oleh Bapak Atmo yamg menjabat sebagai kepala Desa Balun dan Bapak Rapin Sebagai kepala Desa Wedari.

Oleh karena perkembangan jaman. Pada tahun 1917 Kedua desa yaitu Desa Balun dan Desa Wedari digabungkan menjadi satu desa yaitu desa Tanjungmojo Karena Permerintahan desa Balun tidak ada yang mengganti. Pada saat itu Kepala desa di jabat oleh Bapak Rapin Bersatunya kedua desa tersebut perekonomian masyarakat dari sector pertanian menjadi maju dan kehidupan masyarakat meningkat. Setelah Bp Rapin menjabat kepala desa pada tahun 1927 di ganti oleh Bapak Sudiran  dan tahun 1930 diganti oleh Bapak Karman dan Tahun1943 digantikan oleh Bapak Harjo Hartas.